Selasa, 21 Juni 2016

SOAL UAS BIOLOGI SEL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah                            : Biologi Sel
Program Studi                         : Pendidikan Biologi
Semester/sks                            : VI/2
Tahun Akademik                     : 2015/2016
Dosen Penguji                         : Drs. Anak Agung Oka, M.Pd.
                                                  Rasuane Noor, M.Sc.

Petunjuk :
1.        Kerjakan secara mandiri
2.        Jika terbukti ada indikasi jawaban yang sama maka nilainya akan dibagi dengan sejumlah jawaban yang diduga bekerja sama.
3.        Jawaban dikerjakan di rumah boleh di atas kertas folio atau diketik.

Soal:

1.        Jelaskan jenis sel berdasarkan nukleusnya. (skor 10)
2.        Jelaskan mekanisme keluarnya molekul/ion melalui membrane nucleus/pori. (skor 15)
3.        Jelaskan fungsi silia, flagella, filament mikro, dan tubulus mikro pada sel. (skor 10)
4.        Jelaskan yang dimaksud dengan reaksi terang dan reaksi gelap. (skor 15)
5.        Nukleus memegang peranan yang sangat penting dalam mengontrol aktivitas yang terjadi dalam protoplasma dan menentukan sifat generasi berikutnya. Jelaskan pernyataan berikut.  (skor 10)
6.        Jelaskan mengapa kandungan ribosom pada beberapa macam sel berbeda-beda. (skor 10)
7.        Jelaskan fungsi organel sel berikut ini. (Skor 15)
a.       Nukleus
b.      Kloroplas
c.       Ribosom
d.      Mitokondria
8.        Jelaskan perbedaan proses berikut ini. (Skor 15)
a.       Mitosis dengan meiosis
b.      Fase pembelahan sel dengan fase sprermatogenesis dan oogenesis


Jumat, 06 Mei 2016

5 PILAR KELUARGA SAKINAH

1.     Dalam keluarga itu ada mawaddah dan rahmah (Q/30:21). Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu dan "nggemesi", sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap berkorban dan siap melindungi kepada yang dicintai. Mawaddah saja kurang menjamin kelangsungan rumah tangga, sebaliknya, rahmah, lama kelamaan menumbuhkan mawaddah.
2.    Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan, seperti pakaian dan yang memakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna, Q/2:187). Fungsi pakaian ada tiga, yaitu:
a.         menutup aurat, 
b.         melindungi diri dari panas dingin, dan 
c.     perhiasan.
Suami terhadap isteri dan sebaliknya harus menfungsikan diri dalam tiga hal tersebut. Jika isteri mempunyai suatu kekurangan, suami tidak menceriterakan kepada orang lain, begitu juga sebaliknya. Jika isteri sakit, suami segera mencari obat atau membawa ke dokter, begitu juga sebaliknya. Isteri harus selalu tampil membanggakan suami, suami juga harus tampil membanggakan isteri, jangan terbalik di luaran tampil menarik orang banyak, di rumah "nglombrot" menyebalkan.
3.    Suami isteri dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut (ma`ruf), tidak asal benar dan hak, Wa`a syiruhunna bil ma`ruf (Q/4:19). Besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya harus memperhatikan nilai-nilai ma`ruf. Hal ini terutama harus diperhatikan oleh suami isteri yang berasal dari kultur yang menyolok perbedaannya.
4.        Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat (idza aradallohu bi ahli baitin khoiran dst); 
a.         memiliki kecenderungan kepada agama, 
b.         yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda, 
c.         sederhana dalam belanja, 
d.        santun dalam bergaul dan 
e.         selalu introspeksi.
5.   Menurut hadis Nabi juga, empat hal akan menjadi faktor yang mendatangkan kebahagiaan keluarga (arba`un min sa`adat al mar'i), yakni:
a.         suami / isteri yang setia (saleh/salehah), 
b.         anak-anak yang berbakti, 
c.         lingkungan sosial yang sehat , dan 
d.        dekat rizkinya. 

sumber : http://tentang-pernikahan.com/article/articleindex.php?aid=883

7 T RESEP TERWUJUDNYA KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH

Siapa yang tak merindukan dari pernikahannya suatu keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, tapi tidak sedikit pernikahan seseorang yang berantakan di tengah jalan.

Berikut ini tips terwujudnya keluarga sakinah dari Bapak dari Bapak Yai. KH. Muhadi Zainuddin Lc. M.Ag. Pengasuh Pondok Pesantren Aji Mahasiswa al-Muhsin. Beliau berpesan dengan 7 T. Resep Membangun Terwujudnya Keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah. apa itu 7 T?
T yang pertama,  Taqwa : pastinya keluarga kalau tanpa didasari landasan agama yang kuat yang akan mudah goyang, bahtera rumah tangga. terutama suami yang harus bisa membimbing istri, karena suami itu layakna nahkoda dalam bahtera rumahtangga, dia selaku imam harus bisa memimpin sang istri. 
T yang kedua, Tafahhum atau saling memahami : Saling memahami satu sama lainya. tidak egois, kalo suami capek habis kerja, istri juga harus tau apa yang harus di kerjakan. kalo kosmetiknya istri habis suami kudu ngerti pula harus gimana? suami pengen ehm ----- tapi istri berhalangan, ya gag boleh marah, dst. kalo gitu makan kehidupan bisa akan rukun dan tidak ada  pertengkaran. :)
T yang ketiga Ta'arruf atau saling mengenali : Seorang suami musti dan harus mengetahui semua tentang sang istri, sang istri pun sebaliknya, harus mengerti apa sih kesukaannya istri, apa sih kesukaannya suami? apa yang gag disuka, bagaimana kebiasaan keduanya dsb. Kalo bisa saling mengenal dan mengerti kekurangan satu dan lainya isyaAllah akan langgeng.
T yang ke empat yaitu Tabassum atau senyum. Senyum adalah hal yang kecil mempunyai dampak yang besar, beda rasanya ketika seorang istri itu memberikan sesuatu ke suaminya secara biasa saja dengan disertai dengan senyuman. ketika si istri ngasih kopi ke mamasnya "mas ini kopinya ! (sambil senyum)" pasti senengnya bukan kepalang sambil bilang dihati "alhamdulillah punya istri sebaik ini". keep smile. apalagi pas ngomong bilangnya pake bahasa halus. adem dengernya.
T yang kelima : Takarrum atau saling menghormati. Akhlak adalah hal yang paling penting dalam berperilaku termasuk dalam berkeluarga, termasuk didalammnya saling menghormati,istri menghormati suami sebagai pemimpin dan imam dalam hidupnya, suami menghormati istri sebagai pendamping hidupnya dikala suka ataupun duka. 
T yang keenam adalah : Tasammuh atau toleransi, dalam kehidupan pasti ada perbedaan, termasuk dalam berkeluarga, antara suami dengan istri ataupun antara keluarga suami dan keluarga istri. dan sikap toleransi. apalagi pada masalah yang krusial seperti gara-gara perbedaan organisasi keagamaan. misal antara si hijau dan biru atau lainya. makanya saling toleransi itu penting.

dan T yang terakhir adalah Tala' 'ub atau saling bersenda gurau,  Adanya canda dan tawa dalam kehidupan berumah tangga lazim selalu dilakukan. Tak baik kalo dalam berkeluarga adanya seriuss mulu, harus diselingi dengan canda dan tawa. saling bergurau, bercengkerama, tanpa itu semua rumah mungkin akan sepi sekali dan tak ada gairah. :)
yah itu dia 7T yang diungkapkan pak yai semalem, moga bermanfaat dan bila ada yang ingin menambahi T-T lainya monggo. 

Sumber: http://www.adibriza.com/2013/07/7-t-resep-membangun-terwujudnya.html

7 T RESEP TERWUJUDNYA KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH

Siapa yang tak merindukan dari pernikahannya suatu keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, tapi tidak sedikit pernikahan seseorang yang berantakan di tengah jalan.

Berikut ini tips terwujudnya keluarga sakinah dari Bapak dari Bapak Yai. KH. Muhadi Zainuddin Lc. M.Ag. Pengasuh Pondok Pesantren Aji Mahasiswa al-Muhsin. Beliau berpesan dengan 7 T. Resep Membangun Terwujudnya Keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah. apa itu 7 T?
T yang pertama,  Taqwa : pastinya keluarga kalau tanpa didasari landasan agama yang kuat yang akan mudah goyang, bahtera rumah tangga. terutama suami yang harus bisa membimbing istri, karena suami itu layakna nahkoda dalam bahtera rumahtangga, dia selaku imam harus bisa memimpin sang istri. 
T yang kedua, Tafahhum atau saling memahami : Saling memahami satu sama lainya. tidak egois, kalo suami capek habis kerja, istri juga harus tau apa yang harus di kerjakan. kalo kosmetiknya istri habis suami kudu ngerti pula harus gimana? suami pengen ehm ----- tapi istri berhalangan, ya gag boleh marah, dst. kalo gitu makan kehidupan bisa akan rukun dan tidak ada  pertengkaran. :)
T yang ketiga Ta'arruf atau saling mengenali : Seorang suami musti dan harus mengetahui semua tentang sang istri, sang istri pun sebaliknya, harus mengerti apa sih kesukaannya istri, apa sih kesukaannya suami? apa yang gag disuka, bagaimana kebiasaan keduanya dsb. Kalo bisa saling mengenal dan mengerti kekurangan satu dan lainya isyaAllah akan langgeng.
T yang ke empat yaitu Tabassum atau senyum. Senyum adalah hal yang kecil mempunyai dampak yang besar, beda rasanya ketika seorang istri itu memberikan sesuatu ke suaminya secara biasa saja dengan disertai dengan senyuman. ketika si istri ngasih kopi ke mamasnya "mas ini kopinya ! (sambil senyum)" pasti senengnya bukan kepalang sambil bilang dihati "alhamdulillah punya istri sebaik ini". keep smile. apalagi pas ngomong bilangnya pake bahasa halus. adem dengernya.
T yang kelima : Takarrum atau saling menghormati. Akhlak adalah hal yang paling penting dalam berperilaku termasuk dalam berkeluarga, termasuk didalammnya saling menghormati,istri menghormati suami sebagai pemimpin dan imam dalam hidupnya, suami menghormati istri sebagai pendamping hidupnya dikala suka ataupun duka. 
T yang keenam adalah : Tasammuh atau toleransi, dalam kehidupan pasti ada perbedaan, termasuk dalam berkeluarga, antara suami dengan istri ataupun antara keluarga suami dan keluarga istri. dan sikap toleransi. apalagi pada masalah yang krusial seperti gara-gara perbedaan organisasi keagamaan. misal antara si hijau dan biru atau lainya. makanya saling toleransi itu penting.

dan T yang terakhir adalah Tala' 'ub atau saling bersenda gurau,  Adanya canda dan tawa dalam kehidupan berumah tangga lazim selalu dilakukan. Tak baik kalo dalam berkeluarga adanya seriuss mulu, harus diselingi dengan canda dan tawa. saling bergurau, bercengkerama, tanpa itu semua rumah mungkin akan sepi sekali dan tak ada gairah. :)
yah itu dia 7T yang diungkapkan pak yai semalem, moga bermanfaat dan bila ada yang ingin menambahi T-T lainya monggo. 

Sumber: http://www.adibriza.com/2013/07/7-t-resep-membangun-terwujudnya.html

Lima Menit Untuk Pernikahan Lebih Bahagia





Menjaga keutuhan sebuah rumah tangga akan menjadi mudah jika tahu rahasianya. Dengan menyisihkan waktu tak lebih dari lima menit, hubungan Anda dan suami akan semakin mesra.

1. Jaga cara bicara
Berbicara dengan pasangan tentunya berbeda dengan berbicara dengan orang lain. Tempatkan posisi pasangan dengan benar. Jaga nada bicara dan intonasi Anda. Buat ia merasa dihargai, dihormati juga dicintai. Jangan justru membuatnya merasa terintimidasi dengan gaya bicara Anda.

2. Ciuman sayang

Pulang kantor malam hari selalu melelahkan. Kadang bersantai di rumah adalah hal yang paling Anda dan pasangan inginkan. Tak ada salahnya untuk mencium pasangan Anda di sela-sela waktu santai. Ciuman yang tulus akan menunjukan seberapa rasa cinta Anda. Hubungan dengan pasangan pun makin hangat.

3. Buang kata 'Saya' ganti dengan 'Kita'

Saat Anda melangkah ke pelaminan, suami adalah patner hidup. Setiap hal yang Anda pikirkan dan lakukan haruslah juga mempertimbangkan keadaan dan perasaan suami. Tak ada lagi 'Saya'. Kini saatnya Anda menggunakan kata 'Kita'.

4. Ucapkan terima kasih
Kata yang satu ini terkesan sepele. Namun efeknya sungguh luar biasa. Dengan kata 'Terima Kasih', Anda sudah menunjukkan betapa Anda menghargai pasangan.

Keempat hal tadi memang terkesan kurang penting, namun efeknya bisa jadi sangat berguna untuk kelangsungan rumah tangga Anda. Jadi tak ada salahnya untuk dicoba kan?


Sumber: http://ceriwis.net/forum/showthread.php?t=215633

Kamis, 21 April 2016

SEJARAH SINGKAT RA. KARTINI

SEJARAH SINGKAT RA. KARTINI

RA. Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. RA. Kartini dikenal sebagai wanita yang mempelopori kesetaraan derajat antara wanita dan pria di Indonesia. Hal ini dimulai ketika Kartini merasakan banyaknya diskriminasi yang terjadi antara pria dan wanita pada masa itu, dimana beberapa perempuan sama sekali tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan. Kartini sendiri mengalami kejadian ini ketika ia tidak diperbolehkan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Kartini sering berkorespondensi dengan teman-temannya di luar negeri, dan akhirnya surat-surat tersebut dikumpulkan oleh Abendanon dan diterbitkan sebagai buku dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Biografi Singkat Kartini
Semasa hidupnya dimulai dengan lahirnya Kartini di keluarga priyayi. Kartini yang memiliki nama panjang Raden Adjeng Kartini ini ialah anak perempuan dari seorang patih yang kemudian diangkat menjadi bupati Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat. Ibu dari Kartini memiliki nama M.A. Ngasirah, istri pertama dari Sosroningrat yang bekerja sebagai guru agama di salah satu sekolah di Telukawur, Jepara. Silsilah keluarga Kartini dari ayahnya, bisa dilacak terus hingga Sultan Hamengkubuwono IV, dan garis keturunan Sosroningrat sendiri bisa terus ditelusuri hingga pada masa Kerajaan Majapahit.
Ayah Kartini sendiri awalnya hanyalah seorang wedana (sekarang pembantu Bupati) di Mayong. Pada masa itu, pihak kolonial Belanda mewajibkan siapapun yang menjadi bupati harus memiliki bangsawan sebagai istrinya, dan karena M.A. Ngasirah bukanlah seorang bangsawan, ayahnya kemudian menikah lagi dengan Radeng Adjeng Moerjam, wanita yang merupakan keturunan langsung dari Raja Madura. Pernikahan tersebut juga langsung mengangkat kedudukan ayah Kartini menjadi bupati, menggantikan ayah dari R.A. Moerjam, yaitu Tjitrowikromo.

Sejarah perjuangan RA. Kartini semasa hidupnya berawal ketika ia yang berumur 12 tahun dilarang melanjutkan studinya setelah sebelumnya bersekolah di Europese Lagere School (ELS) dimana ia juga belajar bahasa Belanda. Larangan untuk Kartini mengejar cita-cita bersekolahnya muncul dari orang yang paling dekat dengannya, yaitu ayahnya sendiri. Ayahnya bersikeras Kartini harus tinggal di rumah karena usianya sudah mencapai 12 tahun, berarti ia sudah bisa dipingit. Selama masa ia tinggal di rumah, Kartini kecil mulai menulis surat-surat kepada teman korespondensinya yang kebanyakan berasal dari Belanda, dimana ia kemudian mengenal Rosa Abendanon yang sering mendukung apapun yang direncanakan Kartini. Dari Abendanon jugalah Kartini kecil mulai sering membaca buku-buku dan koran Eropa yang menyulut api baru di dalam hati Kartini, yaitu tentang bagaimana wanita-wanita Eropa mampu berpikir sangat maju. Api tersebut menjadi semakin besar karena ia melihat perempuan-perempuan Indonesia ada pada strata sosial yang amat rendah.
Kartini juga mulai banyak membaca De Locomotief, surat kabar dari Semarang yang ada di bawah asuhan Pieter Brooshoof. Kartini juga mendapatkan leestrommel, sebuah paketan majalah yang dikirimkan oleh toko buku kepada langganan mereka yang di dalamnya terdapat majalah-majalah tentang kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kartini kecil sering juga mengirimkan beberapa tulisan yang kemudian ia kirimkan kepada salah satu majalah wanita Belanda yang ia baca, yaitu De Hollandsche Lelie. Melalui surat-surat yang ia kirimkan, terlihat jelas bahwa Kartini selalu membaca segala hal dengan penuh perhatian sambil terkadang membuat catatan kecil, dan tak jarang juga dalam suratnya Kartini menyebut judul sebuah karangan atau hanya mengutip kalimat-kalimat yang pernah ia baca. Sebelum Kartini menginjak umur 20 tahun, ia sudah membaca buku-buku seperti De Stille Kraacht milik Louis Coperus, Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta yang ditulis Multatuli, hasil buah pemikiran Van Eeden, roman-feminis yang dikarang oleh Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek, dan Die Waffen Nieder yang merupakan roman anti-perang tulisan Berta Von Suttner. Semua buku-buku yang ia baca berbahasa Belanda.
Pada tanggal 12 November 1903, Kartini dipaksa menikah dengan bupati Rembang oleh orangtuanya. Bupati yang bernama K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat ini sebelumnya sudah memiliki istri, namun ternyata suaminya sangat mengerti cita-cita Kartini dan memperbolehkan Kartini membangun sebuah sekolah wanita. Selama pernikahannya, Kartini hanya memiliki satu anak yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat. Kartini kemudian menghembuskan nafas terakhirnya 4 hari setelah melahirkan anak satu-satunya di usia 25 tahun.

Pemikiran dan Surat-Surat Kartini
Wafatnya Kartini tidak serta-merta mengakhiri perjuangan RA. Kartini semasa hidupnya karena salah satu temannya di Belanda, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan surat-surat yang dulu pernah dikirimkan oleh Kartini kepada teman-temannya di Eropa. Abendanon kemudian membukukan seluruh surat itu dan diberi nama Door Duisternis tot Licht yang jika diartikan secara harfiah berarti “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”. Buku ini diterbitkan pada tahun 1911, dan cetakan terakhir ditambahkan sebuah surat “baru” dari Kartini.
Pemikiran-pemikiran Kartini dalam surat-suratnya tidak pernah bisa dibaca oleh beberapa orang pribumi yang tidak dapat berbahasa Belanda. Baru pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkan versi translasi buku dari Abendanon yang diberi judul “Habis Gelap Terbitlah Terang: Buah Pikiran” dengan bahasa Melayu. Pada tahun 1938, salah satu sastrawan bernama Armijn Pane yang masuk dalam golongan Pujangga Baru menerbitkan versi translasinya sendiri dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Versi milik Pane membagi buku ini dalam lima bab untuk menunjukkan cara berpikir Kartini yang terus berubah. Beberapa translasi dalam bahasa lain juga mulai muncul, dan semua ini dilakukan agar tidak ada yang melupakansejarah perjuangan RA. Kartini semasa hidupnya itu.

SEMOGA KITABISA MENGAMBIL HIKMAH DARI SEJARAH HIDUP BELIAU.
Sumber:
http://www.portalsejarah.com/sejarah-singkat-perjuangan-ra-kartini-semasa-hidupnya.html

SOAL UTS STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016
FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH  METRO
___________________________________________________________________

Mata Kuliah                 : Strategi Pembelajaran Biologi
Program Studi             : Pendidikan Biologi
Hari/Tanggal               :  Rabu, 28 April 2016
Waktu                          : Pukul 08.00 – 09.40 untuk kelas A
                                      Pukul 10.00 – 11.40 untuk kelas B
Tempat                        : Ruang E.23
Dosen Penguji             : Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd.
                                      Drs. Anak Agung Oka, M.Pd.


Petunjuk: 1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat, jelas dan benar.
 2. Kerjakan dari soal yang anda anggap terlebih dahulu.
 3. Gunakan referensi dalam menjawab pertanyaan.

Soal:

1.   Coba saudara jelaskan apa yang dimaksud dengan Strategi Pembelajaran, dan apa hubungan antara Strategi Pembelajaran dengan metode dan teknik pembelajaran?
2.      Apakah yang dimaksud dengan strategi pembelajaran ekspositori.
a. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan guru untuk menggunakan strategi pembelajaran ekspositori?
b.    Teori belajar  yang menjadi pijakan strategi pembelajaran ekspositori?
3.   Strategi Pembelajaran yang beroreantasi pada Aktivitas Peserta Didik merupakan penerapan strategi pembelajaran tak langsung yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan secara riil, sehingga hasinya diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan.
a.    Apa yang menjadi dasar pertimbangan menggunakan strategi ini?
b.    Metode apa saja yang dapat digunakan untuk menerapjan strategi ini?
c.  Coba berikan contoh langkah-langkah stategi pembelajaran yang beroreantasi pada peserta didik.
4.      a. Apakah yang dimaksud dengan strategi pembelajaran inquiry?
b. Metode apakah yang dapat dipergunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran inquiry?
c.    Apakah ciri-ciri strategi pembelajaran inquiry?
5.  Hasil pembelajaran dapat diidentifikasi melalui efektivitas, efisiensi dan daya tarik pembelajaran. Coba Saudara jelaskan apa maksudnya.

Rabu, 13 April 2016

7 KUNCI KEBAHAGIAAN MENURUT PANDANGAN ISLAM



Siapa yang tidak kenal dengan Ibnu Abbas. Sahabat senior yang selalu menyertai baginda Rosulullah sallallahu alaihi wasallam. Dikalangan para mufassir, beliaulah terunggul di antara yang lain. pada umur 9 tahun saja ibnu Abbas kecil telah hafal Al-Qur’an dan menjadi imam masjid. Sampai Nabi pun pernah berdo’a khusus untuk beliau.
“Allahumma faqqohhu fiidaini, wa a’llamhutta’wiila”

artinya: “ya Allah, berilah kepadanya pemahaman tentang agama dan ajarilah dia tentang takwil”.

Suatu hari ia pernah ditanya oleh para tabi’in tentang mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia.
Ibnu Abbas menjawab, ada 7 indikator mengenai kebahagiaan dunia:
Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.
Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu:
“Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “bandel” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah mereka yang memiliki hati yang senantiasa bersyukur.

Tidak sedikit sekarang pejabat yang tergelincir oleh hasrat untuk memenuhi nafsu dunia, yang akhirnya masuk penjara. Bahagikah mereka? Dapat dipastikan tidak bahagia. Berhati-hatilah dengan kehidupan dunia yang tidak lain merupakan tipu daya dan bersifat sementara.
Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh, begitu sebaliknya para istri yang memiliki suami yang sholeh.
Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.
Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : “Kenapa pundakmu itu ?” Jawab anak muda itu : “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: ” Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?”
Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu”. Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.
Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.
Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.
Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.
Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.
Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.
Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdoa sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.
Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.
Semangat memahami agama akan meng “hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.
Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.
Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah. Marilah kita manfaatkan umur yang diberikan Allah kepada kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepadaNya.
Demikianlah 7 kunci kebahagiaan menurut Islam, tidak sulit bukan? Bahagia ada di rumah sederhana maupun rumah mewah, si kaya dan si miskin, di kota dan di desa, rakyat jelata dan pejabat tinggi.
Sumber:
http://www.eramuslim.com/oase-iman/7-indikator-kebahagiaan-dunia-menurut-sahabat-ibnu-abbas.htm#.Vw33GJx97IU